Kepedulian terhadap cadangan energi berbasis fosil yang semakin menipis dan efek pemanasan global yang kian terasa menjadi alasan kuat tim speeder ganes-one Institut Tekologi Nasional Yogyakarta (ITNY) untuk terjun dalam ajang kontes mobil hemat energi (KMHE) 2019 yang kali ini dilaksanakan di Uninersitas Negeri Malang (UM) pada 24 – 28 September 2019.    Tim yang dimanageri oleh Key (TM 2017), dan beranggotakan Faliq, Fadhly, Zarkoni, Adit (TM 2017) serta Vebro (TE 2016) dan Anjas (TE 2017) untuk kali pertama mewakili ITNY dalam kontes bergengsi tersebut pada kategori mobil purwarupa (prototype) dengan penggerak baterei dan motor listrik.

“Tujuan kami pada KMHE 2019 ini utamanya adalah untuk belajar bagaimana bisa memadukan dua prinsip yaitu MENGHEMAT dan MENCARI SOLUSI ALTERNATIF ENERGI”, terang Didit  Setyo Pamuji, S.T., M.Eng. selaku dosen pendamping, yang juga dibantu oleh Dandung Rudy Hartana S.T., M.Eng. untuk bagian mekanik dan Arif Priswanto, A.Md. untuk elektrikal.

Pada ajang 2019 kali ini, terdapat 80 tim yang berasal dari 45 perguruan tinggi se- Indonesia yang dibagi lagi pada 2 kategori mobil dan beberapa jenis penggerak, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel berikut.

“Tidak dipungkiri terdapat beberapa kendala teknis maupun non-teknis yang menjadi hambatan dalam  proses persiapan, walau demikian kami bisa merampungkan mobil kami setelah sebelumnya lolos tahap desain proposal dan lolos tahap progress report video pembuatan mobil,” (lihat https://www.youtube.com/watch?v=HyEAQyN76IU), terang Fadhly selaku tim mekanik. Sebelum perlombaan dimulai, seluruh tim harus lolos setiap pos scruteneering, sebagaimana yang tercantum dalam pedoman teknis perlombaan http://kmhe2019.um.ac.id/ :

  1. Berat Kendaraan dan Berat Driver
  2. Dimensi Kendaraan
  3. Pengereman Statis
  4. Safety
  5. Pandangan dan Akses Kendaraan
  6. Transmisi dan Gas Buang
  7. Saluran Bahan Bakar
  8. Wiring Diagram dan Kelistrikan
  9. Penerangan (urban) dan Klakson
  10. Radius Putar.

Proses scruteneering berjalan cukup lama karena antrian panjang semua kategori bercampur menjadi satu dan pengecekan yang dilakukan secara mendetail, akibatnya banyak tim yang harus berulangkali memperbaiki sistem mekanik maupun elektriknya untuk kembali mengantri sampai dinyatakan lolos semua pos scruteneering. Tim Speeder Ganes-One ITNY berhasil mendapatkan stempel “lolos uji” untuk semua pos pada hari kedua pelaksanaan lomba yaitu Rabu, 25 September 2019, sementara itu masih banyak tim lain yang masih berjibaku untuk mendapatkan stempel tersebut dari panitia yang berasal dari Mahasiswa UM sendiri. Akibat proses scruteneering yang berlangsung lamban, hampir semua tim baik kategori urban maupun prototype tidak berhasil mendapatkan kesempatan latihan maupun race sebanyak lima kali sebagaimana yang dijadwalkan panitia.

Semua tim melakukan race dilintasan yang sama yaitu pada Jalan Jakarta-Simpang Ijen (Jalan JSI) di sekitaran UM sejauh kurang lebih 9,8 km, bedanya untuk kategori urban waktu maksimal yang harus ditempuh adalah 27 menit sedangkan untuk kategori prototype waktu maksimalnya 25 menit. “Tim Speeder Ganes One ITNY hanya bisa melaksanakan race sebanyak 2 kali, dengan hasil race#1 ditempuh dalam 24 menit 13 detik dengan hasil pencapaian setara 409 km/kWh dan untuk race#2 berhasil ditempuh dalam waktu juga sekitar 24 menit dengan pencapaian hanya setara 83 km/kWh”, terang Vebro dan Anjas dari bagian elektrikal. “Kami  kecewa  dengan ketidakkonsistenan panitia khususnya di bagian wiring diagram dan kelistrikan, padahal kami lolos uji scruteneering dan diijinkan untuk race#1, namun mengapa saat hendak race#2 panitia memerintahkan untuk merubah wiring diagram kami sementara waktu untuk memperbaiki dan kesempatan untuk race sudah tinggal satu kali sesi saja. Hasil race#1 untuk tim kami juga dihold (tidak diakui) oleh panitia karena dianggap menyalahi wiring diagram, padahal sekali lagi panitia sejak awal meloloskan kami untuk race#1”, tambah Adit (driver), Faliq dan Zarkoni dari tim mekanik. Sementara itu, ada juga tim Semar Proto UGM yang mengalami nasib seruapa, yang memperoleh score tinggi setara sekitar 298 km/kWh, namun tidak diakui oleh panitia karena nilai groundingnya yang sangat besar.

Pada akhirnya, tim Speeder Ganes One ITNY menerima apa yang menjadi keputusan panitia dan menjadikan ini sebagai bahan pembelajaran untuk mempersiapkan KMHE 2020 mendatang.

Ini memang pengalaman pertama di KMHE, namun ada banyak pelajaran yang bisa kami ambil untuk mempersiapkan KMHE tahun depan, diantaranya :

  1. Melakukan riset kembali untuk sistem pengereman yang lebih efisien, karena sistem pengereman yang ada sekarang masih menyebabkan terjadinya gesekan antara kampas rem dengan cakram walaupun tidak direm.
  2. Melakukan riset bentuk body yang jauh lebih aerodynamis yang diindikasikan dengan nilai koefisien drag (Cd) yang seminimal mungkin namun masih sesuai dengan ketentuan regulasi lomba. Referensi selanjutnya adalah miniru prototype Eco Runner V dari TU Delf Belanda dengan Cd 0,0512 (lihat https://www.youtube.com/watch?v=F73zn1cLNr4&t=39s).
  3. Melakukan riset manufaktur body kendaraan dengan penguat komposit dari serat alam, misalnya serat rami, serat kayu sengon laut dengan harapan bobot kendaraan lebih ringan, kuat, dan murah dari pada material penguat serat sintesis seperti fiber dan karbon.
  4. Melakukan riset kontroler motor BLDC buatan sendiri yang lebih efisien.
  5. Melakukan riset engine untuk bahan bakar ethanol.
  6. Melakukan riset engine untuk bahan bakar hidrogen (salah satu kategori di Shell Eco Marathon).