TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) telah menyusun dokumen cetak biru atau blueprint untuk rencana di tahun-tahun mendatang.

Ketua Pelaksana Sosialisasi Dokumen Blueprint ITNY, Subardi ST MT PhD, menjelaskan blueprint adalah dokumen institusi untuk rencana jangka Panjang tahun 2020 – 2045.
“Blueprint ITNY ini terdari dari 5 rencana tahunan, yakni 2020-2025, 2026-2030, 2031-2035, 2036-2040, 2041-2045,” ungkapnya, Sabtu (15/1/2022).

Dia menjelaskan, blueprint itu juga sudah disosialisasikan sejak Kamis (13/1/2022).

Adanya blueprint tersebut, kata Subardi, menunjukkan bahwa ITNY memiliki target menjadi Perguruan Tinggi Technopreneurship ditingkat asia tenggara tahun 2045.

“4 pilar pengembangan ITNY meliputi pengembangan kelembagaan, pengembangan akademik, pengembangan penelitian dan kegiatan tridharma terintegrasi serta pengembangan sumber daya,” jelasnya.

Adapun program utama diantaranya pembentukan incubator bisnis, riset center, percepatan guru besar dan program internasional dengan double degree.
Sementara, Rektor ITNY, dalam sambutannya, Dr Ir H Ircham MT mengatakan, ITNY perlu cetak biru dalam perjalanannya menuju Perguruan Tinggi Technopreneurship.

“Kita harus tahu kemana yang akan kita tuju. Jadi sangat perlu sifat dari blueprint ini,” paparnya.

Menurut Ircham, blueprint ini memudahkan pihak kampus untuk membuat program kerja (proker) mencapai tujuan.
Sehingga, tahap demi tahap, langkah demi langkah itu akan mendekati apa yang ingin diraih.

“Waktu kita terbatas, kemampuan kita juga terbatas sehingga perlu pembatasan ruang gerak kita supaya efektif dan efisien,” bebernya.
Ia sempat menyinggung, di dalam akhir kepemimpinannya, memang sudah ada penyusunan terkait finansial maupun akademis, termasuk program guru besar.

“Doktor kita  sudah lebih dari 20 orang, dibandingkan 10 tahun yang lalu kita tidak lebih dari 7 orang, jadi peningkatan sangat luar biasa. Hal ini menjadi landasan untuk melangkah lebih jauh,” tutur Ircham.

Ircham menginginkan, ITNY memiliki sistem yang baku seperti cetak biru yang sudah ada.
Dengan begitu, apabila pemimpin diganti, tetapi kebijakan tidak perlu ganti karena akan menghambat dan menghabiskan energi.

“Oleh karna itu kita sama-sama kita dukung sistem ini, kita bentuk sistem ini dan blueprint yang kita buat ini 2-3 tahun mendatang kita tinjau,” ucapnya.
“Karena perkembangan kondisi diluar yang semakin cepat. Akan tetapi paling tidak kita punya acuhan 2045 kita mau kemana,” tambahnya.
Ia berandai, apabila di beberapa tahun terdekat ini bisa mencapai percepatan pengembangan yang luar biasa, maka jangka waktu blueprint ini semakin pendek.

“Nah ini bisa dicapai misalkan adanya hibah, dengan hibah pkkm itu akan memperpendek jangka pencapaian blueprint, dan renstra akan menyesuaikan,” tandasnya. (*)