Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) menyelenggarakan seminar nasional Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi (ReTII) ke-18, Sabtu (11/10/2023).

Seminar dalam satu hari ini diharapkan dapat menjadi wadah interaksi bagi para insan cendekia, maupun insan yang berkomitmen terhadap  ilmu pengetahuan.

Harapannya dapat melahirkan ide-ide cemerlang yang berkontribusi demi kemajuan bangsa. Apalagi, agenda rutin ini kini terus berkembang. 

“Pada awal berdirinya, ReTII hanya berfokus kepada diseminasi hasil penelitian, maka dimulai pada usia ke-17 ReTII mengembangkan sayap untuk mewadahi kegiatan pengabdian masyarakat yang merupakan satu implementasi hasil penelitian,” kata Wakil Rektor 1, Prof. Dr. Ratna Kartikasari M.T. 

Tahun ini, ReTII ke-18 mengusung tema peran technopreneur yang berjiwa peneliti dan pengabdi pada masyarakat dalam menyongsong era digital 4.0 dan society 5.0.

Tema tersebut sengaja diangkat karena, majunya sebuah bangsa diukur dari jumlah atau persentase entrepreneur yang mengambil peran dalam mensupport ekonomi bangsa.

Para insan perguruan tinggi adalah agen perubahan yang berada di garda terdepan perekonomian bangsa

Sebab itu menjadi peneliti yang enterpreneur adalah keniscayaan bagi dosen dan para akademisi yang akan menjadi tulang punggung kemajuan bangsa.

Jumlah paper yang terkumpul dalam seminar nasional ReTII ke-18 ini berjumlah 142 paper. Terdiri dari 5 paper pengabdian, 137 paper penelitian, 112 paper internal dan 30 paper eksternal yang merupakan kontribusi dari perwakilan 13 perguruan tinggi di Indonesia. 

Meliputi, Universitas Mulawarman yang menyumbang 10 paper. Kemudian Universitas Jambi; Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia Yogyakarta; Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Yogyakarta; dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Berikutnya, ada Universitas Palangkaraya; Universitas Wijayakusuma Purwokerto; Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta; Universitas Padjajaran; Universitas Ahmad Dahlan; Universitas Semarang; Universitas Sanata Dharma Yogyakarta serta Universitas Logistik dan Bisnis Internasional. 

Ketua Pelaksana, Dr. Sugiarto.M.T menyampaikan, seminar nasional Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi (ReTII) kini telah memasuki usia ke-18.

Kegiatan ini merupakan wadah dari ITNY untuk mengeluarkan hasil penelitian.

Dalam perkembangannya, agenda yang diselenggarakan tiap tahun ini mengalami peningkatan terutama dari segi peserta, topik dan mode pelaksanaannya.

Hal tersebut dipengaruhi seiring penyelenggaraan yang berjalan di tiga fase. Yaitu, sebelum, saat dan pasca pandemi covid-19. 

Sebagai contoh, semula topik yang diangkat dalam ReTII selalu mengarah terkait permalasahan yang ada di Indonesia. Mulai dari krisis energi hingga penguatan pembangunan Indonesia.

Kemudian berkembang bahwa Indonesia menjadi bangsa yang besar di Asia Tenggara hingga akhirnya pandemi covid-19 melanda global.

Dunia berubah dengan cepat dan topiknya bukan hanya persoalan lingkungan melainkan ada dua tools yang dilihat menjadi sangat penting yaitu berkaitan dengan era digital 4.0 dan society 5.0. 

“Sehingga tadi saya sampaikan topiknya berkembang ke sana. Kemudian pemakalahnya juga berkembang ke sana. Bahkan pemakalahnya melebar hampir ke (perguruan tinggi) seluruh Indonesia. Terbukti dari universitas Mulawarman ingin menjadi co-host,” kata dia. 

Seminar ReTII digelar dalam satu hari yang terdiri dari sesi utama dan paralel. Sesi utama merupakan penyampaian materi dari keynote speaker dengan topik berdasarkan keahliannya.

Antara lain dari Prodi Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang, Dr. Ir. Abdul Syakur, S.T, M.T, IPU yang menyampaikan tentang tren penggunaan teknologi di masa depan untuk membantu memudahkan kehidupan manusia berikut kesempatan hingga tantangannya.

Kemudian Kaprodi MTG FTM ITNY, Prof. Dr. Ir. T. Listyani R.A., S.T.M.T., IPM yang menyampaikan materi abstraksi airtanah dan kerusakan akuifer.