Tim PKM Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat ITNY : Daru Sugati, Solikhah Retno Hidayati, Iwan Aminto Ardi

Mitra : Desa Wisata Sermo, Hargowilis, Kulon Progo

Avitourism merupakan salah satu bentuk wisata minat khusus yang potensial untuk dikembangkan dalam rangka mendukung diversitas atraksi wisata di suatu wilayah. Kegiatan wisata ini memanfaatkan potensi keragaman jenis burung sebagai daya tarik wisata, dalam bentuk kegiatan melihat keanekaragaman burun, fotografi burung, dan penggambaran atau sketsa burung. Motivasi dari kegiatan ini secara umum selain sebagai kegiatan wisata, juga sebagai upaya untuk edukasi dan pelestarian berbagai spesies burung yang ada di suatu wilayah. Memelihara dan menikmati kicauan burung tidak harus membawanya ke rumah, tetapi membiarkannya hidup di alam, dengan memelihara lingkungan tempat hidupnya sesuai habitat tempat tinggal burung.

Desa Wisata Sermo di Hargowilis Kulon Progo merupakan salah satu kawasan yang dianggap memiliki potensi Avitourism. Kekayaan alam berupa sumber biodiversitas dan bentanglahan di kawasan tersebut merupakan modal sumberdaya alam yang dapat diolah dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Posisi waduk sermo sebagai sumber air bagi flora dan fauna melengkapi jaminan keberlanjutan ketersediaan air di kawasan tersebut.

Terkait dengan potensi tersebut pengelola Desa Wisata Sermo dengan pendampingan tim pengabdian kepada masyarakat Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) melalui skema hibah pendanaan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, Kemendikbudristek, Tahun 2023 melaksanakan kegiatan pemetaan potensi avitourism dan upaya pengembangan avitourism di Desa Wisata Sermo, khususnya di Lembah Kalitaji.

Beberapa kegiatan yang berfokus pada pemetaan potensi dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia telah dilaksanakan. Dengan pendampingan dengan pakar biodiversitas UNS, Dr. Puguh Karyanto, tim pengabdian bersama mitra melaksanakan ekspedisi dan eksplorasi untuk mengidentifikasi spesies burung yang ada di Lembah Kalitaji. Kegiatan tersebut berhasil menginventarisasi 39 jenis burung dalam radius 7 kilometer. Jumlah ini termasuk cukup banyak, sehingga semakin meyakinkan tim bahwa kegiatan avitourism dapat dikembangkan di lokasi pengabdian. Setelah potensi terpetakan, selanjutnya melaksanakan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat setempat tentang avitourism dan potensi kekayaan  yang dimiliki wilayahnya, sehingga mereka nantinya dapat berperan sebagai pemandu wisata avitourism maupun mendukung pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan untuk mempertahakankan keberadaan spesies burung disana. Tahap selanjutnya adalah kegiatan pengamatan burung dan perilaku burung oleh tim dan mitra, untuk mengetahui lebih detail perilaku, waktu, dan kebiasaan burung yang ada di kawasan tersebut.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat di masa yang akan datang. Setiap individu dapat berperan, sebagai pemandu wisata, penyedia kuliner, dan kegiatan pendukung lainnya. Avitourism juga akan dikembangkan untuk wisata edukasi, agar para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum lebih memiliki kepedulian terhadap pelestarian kekayaan alam berupa biodiversitas dan memanfaatkannya secara bijak untuk menjaga dari kepunahan.