TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Di tengah kondisi pandemi, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) konsisten melaksanakan event seminar nasional tahunan Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi (ReTII).

ReTII tahun ini merupakan ReTII ke-15 dan untuk pertama kalinya dilaksanakan secara daring pada Selasa (27/10/2020).

Tema yang diangkat cenderung masih jarang dibahas, yakni ‘Peran Technopreneur pada New Revolusi Industri (Revolusi Industri pada kondisi new normal)’.

Ketua ReTII, Dr Ir Sugiarto, MT menjelaskan revolusi industri saat ini telah memasuki fase ke-4.

Bersamaan dengan itu, di masa pandemi, diperlukan new revolusi industri, yaitu revolusi industri yang dapat mengantisipasi Covid-19.

Menurutnya, teknopreneur memainkan peran utama di dalamnya. Kondisi saat ini pun mengubah transformasi sistem pendidikan.

Yang mana sejak pendidikan sudah memasuki generasi ke-3 pada 1980-an, mengarahkan bagaimana kampus dapat membuat lulusannya bisa melakukan entrepreneur atau wirausaha.

“Karena kami basisnya teknik, revolusi industri kami lebih berkonsentrasi pada bagaimana menggali energi, bagaimana memanfaatkan, dan bagaimana melanggengkannya. Karena itu tema webinar ini adalah new revolusi industri,” tutur Sugiarto saat ditemui di ITNY, Selasa (27/10/2020).

Lingkup peserta seminar ini adalah akademisi se-Indonesia.

“Ada kebutuhan orang-orang yang mau lulus S-2, mereka diwajibkan mempresentasikan hasil penelitiannya. Kami selama 14 tahun seminar dengan tatap muka. Baru tahun ini secara daring,” imbuhnya.

Adapun yang bertindak sebagai pemateri utama atau keynote speaker seminar ini adalah Prof Ir Anton Satrio Prabuwono, MM, MSc, PhD dari Faculty of Computing & Information Technology in Rabigh King Abdulaziz University Saudi Arabia.

Sementara, Rektor ITNY, Dr Ir H Ircham, MT menyampaikan, seminar tahunan ini tetap dilaksanakan untuk menjaga atmosfer akademik di DIY.

“Memelihara semangat teman-teman untuk tetap berkarya apa pun kondisinya. Karena sebagai dosen, ilmuwan, harus konsisten ya dalam meneliti,” ungkap Ircham.

Selain itu, menurutnya, sebagai media berbagi antar peneliti tentang apa yang dicapai selama ini, terutama terkait pandemi.

“Revolusi industri sekarang sudah berada di 4.0 dan sudah mengarah ke 5.0. Kami melihat dampaknya terhadap ekonomi, masyarakat. Sedangkan entrepreneur itu adalah salah satu sifat yang harus dimiliki seseorang, dia tidak boleh putus asa, harus disiplin, kreatif,” paparnya. (uti)