Tim Gapadri Mapala Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) terlibat dalam upaya pengangkatan potensi air dari perut bumi di dasar Gua Jomblang Ngejring, Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, Jawa Tengah. Bersama Kelompok Masyarakat Desa Gendayakan (Pokmas Suka Tirta) dan Tim Tanggap Darurat PADASUKA (TDP), potensi air berhasil terangkat pada Senin (7/10/2019) subuh setelah upaya panjang dilakukan.

Upaya ini bermula dari laporan Pokmas Suka Tirta terhadap TDP yang sedang melakukan aksi sosial untuk bencana kekeringaan di wilayah Kecamatan Paranggupito, tentang adanya luweng (gua vertikal) yang dimungkinkan menyimpan kandungan air bersih. Dari sini, Ketua Tim TDP, Kiai Mohammad Wiyanto (Gus Yayan) menggandeng tim Gapadri Mapala Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY). Setelah dilakukan dua kali survei secara intensif selama berhari-hari oleh tim teknis dan tim ahli dari ITNY, dinyatakan kandungan air yang berhasil ditemukan itu layak dieksplorasi untuk kepentingan masyarakat.

Terhitung sejak Jumat (4/10/2019) tim Gapadri Mapala ITNY yang didampingi oleh PADASUKA dan Pokmas Suka Tirta, memulai tugas lanjutnya, yakni menaikkan air dari dalam perut bumi tersebut. Berbagai persiapan dan teknis telah dilakukan, mulai dari pemasangan lintasan untuk menuruni kedalaman gua sedalam 180 meter, pemasangan mesin pompa, pipa, dan lain sebagainya. Pada Sabtu (5/10/2019) berhasil dipasang mesin pompa di salah satu bagian bawah dinding gua. Pemasangan dilakukan oleh Malolo cs dan dipandu langsung oleh Dosen Mesin ITNY, Sulaiman Tampubolon, S.Tg , M Eng, serta dibarengi pula dengan pemasangan pipa tahap awal. Keesokan harinya, menyusul dilakukan pekerjaan teknis lanjutan secara maraton sampai siang hari.

Berikutnya, Minggu (6/10/2019) sejak pukul 15.00 WIB, secara bertahap tim kembali turun ke lorong gua. Kali ini, bukan hanya Sulaiman dan timnya yang turun, melainkan juga Ketua TDP Gus Yayan dan Korlap tim TDP Gus Rori juga turut serta ke dalam perut bumi yang penuh rintangan ini. Proses inilah yang menjadi bagian dari detik-detik yang mendebarkan bagi masyarakat dan juga tim teknis.

Akhirnya, pada Senin (7/10/2019) pukul 03.41 WIB dini hari, dapat informasi dari tim dari dalam gua bahwa air berhasil dinaikkan pada tandon yang pertama. Dari tandon yang berada di dalam gua, air dinaikkan ke atas permukaan gua melalui saluran pipa. Setelah sekian waktu, tim dan perwakilan masyarakat yang berada di atas gua menunggu dengan harap-harap cemas. Beberapa saat setelah kumandang azan subuh, dari mulut pipa keluarlah air yang ditunggu-tunggu. Ucapan hamdalah pun spontan terlontar dari semua yang berada di sisi pipa tersebut.

Segera saja air yang pertama naik itu dipakai berwudu untuk menunaikan salat subuh berjamaah. Salat diimami oleh Muhammad Ali Rahman dari tim PADASUKA. Harapan yang dibarengi upaya keras itu pun akhirnya membuahkan hasil. Tidak lama berselang, sebagian warga mulai berdatangan untuk mengetahui air yang mereka harapkan itu, benar-benar berhasil dinaikkan. Hampir dari semua masyarakat yang datang, tampak menangis haru lalu mengambil air itu untuk dibasuhkan ke wajah mereka dengan terus melafalkan hamdalah. Sementara itu, tim yang bekerja di dalam gua, masih berada di sana. Mereka mulai naik ke permukaan secara bertahap, satu persatu, sejak pukul 06.00 hingga sekitar pukul 09.00 WIB. Dalam waktu yang bersamaan, warga semakin memenuhi lokasi.