Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (ITNY) bekerjasama dengan Wira Nusantara Bumi mengadakan seminar nasional dengan tema “Strategi Pembangunan Infrastruktur Jalan Tol dalam Upaya Menuju Indonesia Emas” di Hotel Sahid Jaya, Senin (16/9/2019).

Hadir para narasumber berkompeten dan peserta dari akademisi ITNY dan instansi terkait. Sunaryo Soemadji menjadi pemateri pertama menyampaikan sejarah pembangunan jalan tol di Indonesia.Mulai dari periode pertama (sebelum 1980), periode kedua (1980-1986), periode ketiga (1987-2004), periode keempat (2005-2013) dan periode kelima (2014 sampai sekarang).

Sunaryo menjelaskan sejarah pembangunan jalan tol dari sisi sumber pendanaan, ruas jalan, panjang dan tahun mulai beroperasi. Sunaryo mengatakan, ruas jalan tol Jagorawi dan Jembatan Citarum adalah proyek pertama jalan tol di Indonesia.

“Pada periode pemerintah membangun jalan dan jembatan dengan pendanaan APBN dan atau pinjaman luar negeri dan dioperasikan oleh PT Jasa Marga,” kata Sunaryo yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Wiranusantara Bumi.

Hingga ini, proyek pembangunan jalan tol di Indonesia sudah jauh meningkat. Karena sejak tahun 2014, setidaknya 23 ruas jalan tol telah selesai dibangun. Mulai dari ruas Cikampek-Palimanan ke arah timur melwati wilayah Jawa Tengah sampai Jawa Timur di ruas Pasuruan-Probolinggo.

Total pembangunan jalan tol sejak 2014 hingga tahun ini adalah 1219,79 kilometer. Meski bukan tanpa kendala dan juga hambatan, setidaknya 2000 kilometer jalan tol sudah dibangun sampai tahun 2019. Sampai dengan akhir periode lima tahun mendatang ditargetkan sudah dapat dioperasikan kurang lebih 3000 km jalan tol yang tidak hanya berlokasi di Pulau Jawa saja tetapi juga di Pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.

Denny Firmansyah selaku Kepala Bidang Investasi Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyampaikan proses dan perkembangan jalan tol sebagai investasi. “Investasi tidak bisa dilepaskan dalam proyek jalan tol. Dalam hal ini pemerintah bekerjasama dengan sejumlah badan usaha,” kata Denny.

Bentuk kerjasama ini disebut dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dengan sistem ini, proses pengelolaan jalan tol akan lebih maksimal karena adanya keterlibatan pihak swasta. Salah satunya, dalam hal pendanaan yang kerap jadi kendala bagi pemerintah. Lewat skema KPBU, pengelolaan fasilitas publik diklaim lebih maksimal.

Apa yang disampaikan Denny ini, juga merespon perihal informasi yang sempat viral bahwa jalan tol di Indonesia telah dijual kepada pihak asing. “Perlu diketahui terkait saham atau kepemilikan, secara aset itu milik pemerintah. Yang diberikan BPJT “Badan Pengatur Jalan Tol” adalah pengelolaannya saja. Tol masih milik pemerintah,” kata Denny.

Sementara itu di kesempatan yang sama, Rektor ITNY, Ircham berharap melalui seminar ini bisa memberikan pandangan yang lebih luas lagi kepada publik tentang fungsi dan manfaat dari pembangunan jalan tol. Sekaligus, menjadi media diskusi dam sharing informasi karena peserta seminar bukan hanya dari akademisi namun juga instansi dari unsur pemerintahan.

“Khusus untuk mahasiswa ITNY, seminar ini semoga bisa memberikan wawasan yang lebih luas lagi,” kata Ircham. Menurut Ircham, ITNY secara rutin mengadakan seminar nasional untuk proses pembelajaran masyarakat umum terutama bagi para civitas kampus. Melalui seminar ini, diharapkan ITNY bisa menyumbang pandangan dari berbagai bidang.