Solopos.com, JOGJA – Fakultas Teknologi Mineral Institut Teknologi Nasional Yogyakarta (FTM ITNY) menerima bantuan alat ukur tanah atau total station dan drone. Alat-alat itu menjadi rangkaian pemutakhiran fasilitas laboratorium.

Dekan FTM ITNY, Setyo Pambudi, mengatakan alat total station dan satu unit drone itu merupakan bantuan dari institusi. Alat itu penting guna menunjang riset pemetaan topografi yang biasa dilakukan dosen dan mahasiswa di prodi pertambangan dan geologi kampus setempat.

“Drone ini untuk pemetaan. Ini sangat bagus. Lebih mudah dan lebih mempercepat pekerjaan. Karena orang lapangan kan ada kendala medan yang tidak bisa dijangkau, kita bisa gunakan drone. Meskti tidak sedetail kalau datang langsung. Tapi bisa menggambarkan data-data hasil pengamatan dari atas,” ujar Setyo, saat ditemui Solopos.com di kantornya, beberapa waktu yang lalu.

Tak hanya itu, total station yang diterima FTM ITNY juga terbilang berfitur lengkap dan mutakhir. Alat ini memiliki kemampuan yang detil visual angka secara digital. Alat itu lazim dipakai di bidang pertambangan dan geologi untuk membantu membikin peta topografi untuk menghitung cadangan dan lainnya.

Penerimaan bantuan itu disusul dengan training terkait penggunaan alat tersebut. “Para kaprodi dan kepala laboratorium ditraining langsung dari penjual untuk operasional total station dan drone,” tutur dia.

Terkait pengelolaan alat itu, Fakultas akan menunjuk penanggung jawab khusus. Penanggung jawab itu akan mengikuti pelatihan khusus penggunaan alat-alat yang baru tadi. Selain itu, ia akan mendampingi ke lapangan terkait pengoperasian alat.

Tak Gagap Teknologi

Setyo berharap melalui pemutakhiran alat-alat laboratorium, mahasiswa FTM ITNY bisa berpikir jauh ke depan. Pada era yang serba menggunakan IT, mahasiswa tidak lagi gagap teknologi.

Lulusan FTM ITNY juga terbiasa dengan kerja lapangan. Terjun ke lapangan penitng dalam penyusunan pemetaan geologi untuk tugas akhir mahasiswa.

“Itu kerja-kerja dengan skill langsung di lapangan yang kami siapkan. Dari segi ilmu dan mental. Ada pula kuliah lapangan secara berkala. Jadi sudah terbiasa di lapangan saat di dunia kerja,” terang Setyo.

Tak heran jika dalam satu angkatan, Prodi Teknik Pertambangan bisa memiliki enam kelas peserta didik. Baik prodi pertambangan dan geologi keduanya menjadi favorit mereka yang mendalami bidang ini.